Oleh Abu Rafah
Diantara kalimat yang sering diamalkan, namun terkadang luput dari pemahaman maknanya adalah kalimat isti’adzah. Seorang muslim pasti sudah hafal dan sering mendengar kalimat ini, oleh karena itu seyogyanya seorang muslim mulai mempelajari kalimat ini sehingga bertambahlah manfaat bagi dirinya.
Isti’adzah artinya secara bahasa meminta perlindungan, namun yang dimaksud isti’adzah adalah ucapan
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Kalimat ini terkandung di dalam firman Allah Ta’ala,
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” QS. An-Nahl: 98
Makna isti’adzah secara umum: Aku berlindung kepada Allah Ta’ala dari syaitan yang terkutuk yang dapat membuat keliru bacaanku atau menyesatkanku sehingga aku binasa dan merugi[1], atau menghalangiku dari mentadabburinya dan merenungi maknanya[2].
Yang dinamakan syaitan adalah semua yang ingkar atau tidak taat dari kalangan jin, manusia dan hewan. Dan syaitan disifati dengan rajim (terkutuk) karena syaitan tertolak dari seluruh kebaikan[3].
Membaca isti’adzah sebelum membaca Al-Qur’an sangat penting karena Al-Qur’an adalah kitab yang paling mulia, didalamnya terdapat sesuatu yang memperbaiki hati, dan ilmu yang banyak. Dan syaitan sangat bersemangat untuk menggoda seorang hamba ketika dia memulai perbuatan yang mulia, sehingga syaitan berusaha untuk memalingkannya dari tujuan membaca Al-Qur’an[4].
Hukum membaca isti’adzah ketika hendak membaca Al-Qur’an adalah sunnah, begitupun ketika marah atau ketika terlintas untuk melakukan keburukan[5].
Faidah ilmiyah dari isti’adzah adalah isti’adzah dapat mensucikan mulut dari apa yang mengotorinya berupa perkataan yang sia-sia dan keji, memperindahnya, serta mempersiapkannya untuk membaca kalamullah[6].
[1] Al-Jazairi, Abu Bakr Jabir (1990 M – 1410 H). Aisar At-Tafasir Li Kalami Al-‘Aliy Al-Kabir. (Cetakan.3 ).Jeddah – Ad-Di’ayah Wa Al-Iman. 11
[2] Ad-Dimasyqi, Abul FIda’ Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasyi (2000 M – 1420 H). Tafsir Al-Qur’an Al-’Adzim (Cetakan. 1). Beirut – Dar Ibn Hazm. 1076
[3] Tafsir Al-Qur’an Al-’Adzim. 61
[4] AS-Sa’diy, ‘Abdurrahman As-Sa’diy (2002 M – 1423 H). Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsiri Kalami Al-Mannan (Cetakan 1) Beirut – Muassasah Risalah. 449
[5] Aisar At-Tafasir Li Kalami Al-‘Aliy Al-Kabir. 11
[6] Tafsir Al-Qur’an Al-’Adzim. 60