Seorang yang sakit akan berusahanya sembuh dari penyakitnya dengan berbagai cara, seperti datang ke dokter untuk mendiagnosa penyakitnya, membeli obat yang umumnya digunakan untuk penyembuhan, atau meruqyah dengan ruqyah syar’iyyah. cara yang ketiga ini kerap kali dilupakan oleh seorang muslim, apa saja dan bagaimana ruqyah syari’iyyah? berikut ini penjelasannya.
Pertama, Surat Al-Fatihah.
Surat ini memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya adalah surat ini menjadi sebab untuk kesembuhan seseorang dari penyakit. Dalam shahih Bukhari (5749) dan shahih Muslim (2201) diceritakan bahwa para sahabat dalam sebuah perjalanan pernah lewat suatu desa dan diminta oleh penduduk desa untuk meruqyah kepala desanya yang tersengat serangga, maka salah satu dari para sahabat tersebut membacakan surat Al-Fatihah, kemudian dengan izin Allah Ta’ala kepala desa tersebut kembali sehat. setelah mereka kembali, mereka menceritakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau membenarkan perbuatan itu.
Syaikh Abdurrazzaq rahimahullah berkata bahwa hadits ini menunjukkan akan agungnya surat ini dan dia memiliki pengaruh yang besar kepada orang yang sakit dan dapat menghilangkan penyakit dengan izin Allah Ta’ala.
Ibnul Qayyim rahimahullah juga menceritakan bahwa beliau pernah tinggal di Makkah dan beliau jatuh sakit namun tidak mendapati seorang dokter pun, maka beliau meruqyah dirinya dengan membaca surat Al-Fatihah dan beliau melihat efek yang luar biasa dari surat ini. bahkan beliau menganjurkan kepada siapa saja yang sakit untuk meruqyah dirinya dengan surat ini dan banyak diantara orang yang dianjurkan tersebut sembuh lebih cepat.
Kedua, Al-Mu’awwidzat
Al-Mu’awwidzat secara bahasa artinya yang melindungi, namun disini maksudnya adalah surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas. Ibnu Hajar rahimahullah di dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa surat Al-Ikhlas digolongkan kedalam Al-Mu’awwidzat walaupun tidak ada lafaz perlindungan didalamnya, karena didalamnya terkandung sifat Allah Ta’ala.
Dalam shahih Bukhari (5016) dan shahih Muslim (2192) ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat sakit membacakan Al-Mu’awwidzat kepada dirinya dan meludah sedikit, dan ketika beliau menderita sakit yang sangat maka ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang meruqyah dan mengusap ke tubuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikh Abdurrazzaq hafizhahullah berkesimpulan bahwa surat-surat ini adalah ruqyah dan obat untuk penyakit dengan izin Allah Ta’ala berdasarkan hadits diatas.
Ketiga, Bacaan Do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ada beberapa bentuk bacaan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meruqyah, diantaranya:
- Dalam shahih Muslim (2022), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan kepada ‘Utsman bin Abi ‘Amr radhiyallahu ‘anhu untuk meruqyah dirinya sendiri dengan cara: meletakkan tangan pada tubuh yang sakit, membaca tiga kali
باسْمِ اللهِ
“dengan menyebut nama Allah”
dan membaca tujuh kali
أَعُوذُ باللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِن شَرِّ ما أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya, dari keburukan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan menimpa diriku”
- Dalam shahih Muslim (2186), Jibril mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sakit dan meruqyah dengan bacaan
باسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِن كُلِّ شَيءٍ يُؤْذِيكَ، مِن شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ، أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ، باسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ
“Dengan menyebut nama Allah, Aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari segala keburukan setiap yang berjiwa, atau ‘ain orang yang hasad, semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu, dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu.”
- Dalam shahih Bukhari (5743) dan shahih Muslim (2191), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meruqyah keluarganya yang sakit dengan cara menyentuh bagian yang sakit dengan tangan kanannya sembari membaca
اللَّهُمَّ ربَّ النَّاسِ، أَذْهِب الْبَأسَ، واشْفِ أَنْتَ الشَّافي، لا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفاءً لا يُغَادِرُ سقَمًا
“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah penyakit, berikanlah kesembuhan, Engkau adalah yang maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, berikanlah keembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.”
Sumber: Al-badr, ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdul Muhsin (1425 H), At-Tabyin Lida’awat Al-Mardha wa Al-Mushabin (cetakan. 2), Madinah Munawwarah – Maktabah Al-Malik Fahd Al-Wathaniyyah. 4-13