Bijak Meluruskan Kekeliruan Anak

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

الحمد لله وكفى، وسلام على عباده الذين اصطفى، أما بعد

Setiap manusia tidak terlepas dari kesalahan, baik orang dewasa maupun anak-anak, orang dewasa yang sempurna akalnya saja pasti melakukan kesalahan bagaimana dengan anak-anak yang belum sempurna akalnya.

Kita yang sudah dewasa semakin dewasa harusnya semakin bijaksana, sempurna akalnya, pertanyaan kita yang dianggap dewasa apakah kita banyak melakukan kesalahan? Jawaban banyak dan ini adalah fakta.

Tapi faktanya juga kadang kita tidak bisa menerima kesalahan Anak kita, yang belum sempurna akalnya masih minim pengalamannya, yang kemungkinan besar anak-anak akan melakukan kesalahan.

Anak yang melakukan kesalahan hendaknya ditegur, tidak dibiarkan dalam kesalahan. Menegur anak juga harus bijak, tidak menegur secara berlebihan atau membiakan anak berbuat salah tidak menegur sama sekali.

Berikut adalah cara menegur anak dengan bijak:

1. Memberitahu dengan lembut.

Sering kali anak anak melakukan kesalahan karena mereka tidak tahu kalau itu merupakan suatu kesalahan. Kita tidak boleh memerahi dan menghukum anak jika ia belum tahu kalau ia sedang melakukan kesalahan.

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”
(Al Isra: 15)

Seorang anak yang lari larian di dalam masjid, mungkin dalam pandangan anak masjid yang luas itu sama dengan lapangan yang luas, jadi mereka anggap tempat yang luas ini akan asyik jika berlarian.

Dengan begitu kita sebagai orang dewasa memberitahu kepada anak bahwa Masjid bukanlah tempat untuk berlarian, memberitahu anak tidak mesti anak langsung faham, bisa jadi beberapa kali anak baru faham.

Memberi tahu dengan lemah lembut itu tidak keras suaranya dan pemilihan katanya tidak menyakitkan.

2. Menyesuaikan bahasa yang dipakai

Ketika kita merangkai kata dalam menasehati hendaklah menggunakan kalimat yang sederhana. Yang mudah dimengerti anak dan jangan terlalu panjang seperti ceramah.

Pola pikir anak tidaklah kompleks, anak yang melakukan kesalahan jangan kita tanyakan kenapa kamu melakukan ini dan itu?. Kita yang sudah dewasa saja jika melakukan sesuatu, jika ditanya apa yang kita lakukan maka akan bingung untuk menjawabnya.

Umar bin Abi Salamah bercerita, ketika aku dulu masih kecil, aku dirawat oleh Rasulullah, ketika makan bersama tanganku kesana kemari. Melihat itu Rasulullah menegurnya, yaa Gulam, bacalah bismillah dan makanlah pakai tangan kanan dan ambil makanan terdekat. Setelah aku mendapatkan nasehat tersebut, saya melakukan adab makan sampai saya meninggal.

Dalam kejadian tersebut Rasulullah menegur Abi Salamah dengan kata-kata yang singkat dan mudah dimengerti, bacalah bismillah dan makanlah pakai tangan kanan dan ambil makanan terdekat.

3. Memberikan solusi

Raafi bin Amr Al Ghifari bercerita, dulu ketika saya masih kecil, saya biasa melempar pohon kurma milik kaum anshor. Karena ini kejadian berulang, maka orang anshor melaporkan kepada Rasulullah. Lalu aku diminta mendatangi Rasulullah ,dan Rasulullah bertanya kenapa kamu melempari pohon kurma? Aku menjawab, aku melempari pohon kurma itu untuk dimakan (Raafi dalam keadaan lapar). Janganlah kamu melempari pohon kurma, makanlah buah yang berjatuhan (dalam riwayat lain “jangan dibungkus”). Kemudian Rasulullah mengusap kepalaku, dan berdoa, ya Allah kenyangkanlah perut nya.

Dalam hadits ini Rasulullah memberikan solusi kepada Raafi, agar tidak melempari pohon kurma, solusinya ambil saja kurma yang jatuh. Bahkan Rasulullah mengusap kepala Raafi yang merupakan bentuk kasih sayang, kemudian Rasulullah juga mendoakan Raafi.

Wallahu ‘alam

video kajiannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *