Da’i Syaitan Penyeru Neraka

Ahad, 04 Mei 2025

ustadz Maududi Abdullah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

Dalam sebuah hadits disebutkan; Orang yang diridhoi oleh Allah maka akan difaqihkan dalam agama.

Heraklius pernah bertanya kepada abu Sufyan tentang agama Rasulullah, diantaranya, “apakah ada yang keluar dari agama Muhammad dikarenakan benci dengan agama tersebut, jawabnya tidak, kemudian apakah pengikutnya bertambah atau berkurang, bertambah.”

Perjalanan hidup manusia hanya ada dua tujuan, ke surga atau ke neraka dan tidak ada jalan ketiga. Semua perjalanan manusia di permukaan bumi menuju kejalan tersebut, semoga kita semua senantiasa berjalan menuju surga Allah.

Namun sebagian manusia berjalan menyusuri jalan menuju neraka. Dan Allah memberikan kita kemampuan untuk memilih, kekuatan untuk memilih jalan tersebut apakah ke surga atau ke neraka.

{ وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَاۤءَ فَلۡیُؤۡمِن وَمَن شَاۤءَ فَلۡیَكۡفُرۡۚ إِنَّاۤ أَعۡتَدۡنَا لِلظَّـٰلِمِینَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمۡ سُرَادِقُهَاۚ وَإِن یَسۡتَغِیثُوا۟ یُغَاثُوا۟ بِمَاۤءࣲ كَٱلۡمُهۡلِ یَشۡوِی ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَاۤءَتۡ مُرۡتَفَقًا }[Surat Al-Kahfi: 29]

Diantara jalan menuju surga dan neraka adalah penyeru penyerunya. Penyeru ke jalan surga tentunya Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, dan penyeru ke jalan neraka dialah Iblis dan pengikutnya.

Para penyeru ke jalan neraka jika itu berasal dari kaum selain Islam itu wajar, Namun ada penyeru jalan ke neraka ditubuh umat Islam.

Sebuah hadits dari hudzaifah Ibnu Yaman, “Dulu kita saat zaman jahiliah penuh dengan keburukan, lalu Allah mendatangkan kita kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan yang sekarang akan ada keburukan, na’am. Kalau demikian apakah setelah keburukan itu ada kebaikan, na’am, namun ada kesamaran. Apakah kesamaran itu ya Rasulullah, yakni kaum yang tidak menjalankan Sunnah ku, petunjuk ku dan ajaranku, ada yang engkau ingkari dan engkau ambil. Di riwayat lain adanya da’i yang mengajak kepada neraka.

Dai yang mengajak kepada kekufuran

Dai yang mengajak kepada jalan neraka adalah dai yang menyeru kepada manusia ke neraka. Maksud mengajak ke neraka bukanlah secara terang-terangan namun mengajarkan amalan yang membuat seorang masuk ke dalam neraka.

Surat ghafir 41-42.

{ ۞ وَیَـٰقَوۡمِ مَا لِیۤ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلنَّجَوٰةِ وَتَدۡعُونَنِیۤ إِلَى ٱلنَّارِ }

{ تَدۡعُونَنِی لِأَكۡفُرَ بِٱللَّهِ وَأُشۡرِكَ بِهِۦ مَا لَیۡسَ لِی بِهِۦ عِلۡمࣱ وَأَنَا۠ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلۡعَزِیزِ ٱلۡغَفَّـٰرِ }

Ayat ini menerangkan yang mengajak ke neraka jahanam ialah yang mengajak kepada kekafiran, kufur ini bukan hanya yang bisa memurtadkan, kufur ini luas, kufur ini menolak ajaran Islam.

Ada ditengah manusia yang menyatakan semua agama sama? Padahal Allah berkata;

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَـٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ

“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Yang berkata demikian, dianggap seorang da’i, seorang ulama, benarlah sabda Rasulullah.

Ada juga manusia yang menghalalkan zina? Kalimat ini mengandung kekufuran, karena Allah telah mengharamkan zina.

Dai yang mengajak kepada kesyirikan

Ada orang menyangka orang yang sudah meninggal masih bisa mendengar dan ia berdoa dengan perantara orang yang sudah meninggal tadi.

Permintaan kepada manusia tidak syirik ada tiga syarat dan tidak boleh kurang;

1. Masih hidup.

2. Hadir kita ketahui keberadaan nya.

3. Yang diminta yang mampu dikerjakan oleh makhluk.

Logika seseorang hilang, jika aqidahnya tidak benar.

Ajakan kepada kesyirikan adalah ajakan kepada neraka jahanam, dalam surat Luqman ayat 21.

{ وَإِذَا قِیلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُوا۟ مَاۤ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُوا۟ بَلۡ نَتَّبِعُ مَا وَجَدۡنَا عَلَیۡهِ ءَابَاۤءَنَاۤۚ أَوَلَوۡ كَانَ ٱلشَّیۡطَـٰنُ یَدۡعُوهُمۡ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلسَّعِیرِ }

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang diturunkan Allah!” Mereka menjawab, “(Tidak), tetapi kami (hanya) mengikuti kebiasaan yang kami dapati dari nenek moyang kami.” Apakah mereka (akan mengikuti nenek moyang mereka) walaupun sebenarnya setan menyeru mereka ke dalam azab api yang menyala-nyala (neraka)?

Diantara mengajak kepada neraka jahanam adalah bolehnya meninggalkan syariat, ada manusia yang berkata si Fulan sudah mencapai derajat tertentu dan ia sudah tidak shalat tidak melaksanakan syari’at.

Di dalam ajaran Islam hak untuk menghalalkan dan mengharamkan adalah milik Allah, Rasulullah saja tidak memiliki hak tersebut. Ketika turun ayat:

ٱتَّخَذُوٓا۟ أَحْبَـٰرَهُمْ وَرُهْبَـٰنَهُمْ أَرْبَابًۭا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلْمَسِيحَ ٱبْنَ مَرْيَمَ ۖ وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوٓا۟ إِلَـٰهًۭا وَٰحِدًۭا ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Mereka menjadikan orang-orang alim (ahbār) dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan juga (menyembah) Al-Masih putra Maryam. Padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

Para sahabat yang dahulunya beragama Nasrani berkata, ya Rasulullah kami tidaklah menyembah Rahib kami, Rasulullah berkata bukankah kalian menghalalkan apa yang mereka halalkan dan mengharamkan apa yang mereka haramkan.

Menjadikan akal di atas Al Qur’an dan Sunnah. Sebagian manusia ketika hadirkan kepada nya Al Qur’an dan Sunnah maka mereka berkata, akal saya tidak bisa menerima. Al Qur’an dan Sunnah hendaknya dijadikan sesuatu yang diikuti bukan yang mengikuti. Karena Al Qur’an dan Sunnah adalah petunjuk bagi manusia.

Menganggap seorang panutan pasti benar (selain Rasulullah)

Kebanyakan keyakinan bathil adalah adanya keyakinan seorang panutan, guru, ustadz, kiyai yang selalu benar dan ada kesalahan. Manusia yang boleh dianggap benar hanyalah Rasulullah, waktu abu bakar dan Umar memiliki sebuah fatwa, Ibnu Abbas menentang fatwa tersebut karena tidak sesuai dengan Sunnah Rasulullah, Utsman ketika berhaji ada sebuah fatwa terkait menjamak qashar shalat, dan ini ditentang oleh Ibnu Mas’ud. Tiga Orang terbaik pada saat itu saja tidak selalu benar, apalah lagi manusia pada zaman sekarang, tentu lebih banyak kesalahan kesalahannya.

Hendaklah kita berhati-hati terhadap dai yang mengajak kepada neraka jahanam baik itu berbaju Islam maupun diluar Islam.

Wallahu alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *