Mukmin Itu Menjaga Lisan

Dalam sebuah hadits,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: “لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ، وَلَا اللَّعَّانِ، وَلَا الْفَاحِشِ، وَلَا الْبَذِيء

“Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, berkata keji, dan berkata kasar.”

(HR. Tirmidzi no. 1977, beliau berkata: hadits hasan gharib, dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Makna bukan seorang mukmin pada hadits ini tidak berarti orang yang suka mencela, melaknat, berkata keju dan berkata kasar telah keluar dari Islam.

Akan tetapi maknanya, seseorang yang melakukan hal tersebut tidak sempurna keimanannya.

Suka Mencela (الطَّعَّانِ)

Suka mencela disini tergolong dalam mencela barang ataupun orang. Ada kejadian, orang yang ketika disuguhkan makanan ia selalu mencela makanan tersebut, dengan kata-kata yang menyakitkan.

Padahal Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tidak pernah mencela makanan seumur hidupnya, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh abu Hurairah:

.عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: “مَا عَابَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau menyukainya, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, beliau meninggalkannya.(HR. Bukhari Muslim)

Mencela juga termasuk juga mencela orang, mencela barang yang tidak memiliki akal dan perasaan saja tidak boleh, apalagi mencela orang yang memiliki akal dan perasaan.

Syeikh abdurrazaq pernah memberikan nasihat kepada orang tua atau guru. Jika ada seorang guru yang menanyakan kepada muridnya, apakah sudah faham belum?. Maka seorang guru jangan mencela murid dengan mengatakan, begitu saja tidak bisa. Jangan dibodohkan dan didungukan muridnya.

Bisa jadi kalimat ini membuat murid minder, bahkan membenci pelajaran yang diberikan. Bagaimana kalau yang dibenci adalah pelajaran agama, pelajaran Al Qur’an.Sebagai seorang guru jika ada murid yang belum faham maka ia instrospeksi diri bisa jadi cara yang diberikan salah atau kurang tepat.

Suka melaknat (اللَّعَّانِ)

Melaknat itu mendoakan keburukan. Kita tidak boleh mendoakan keburukan baik mendoakan barang maupun orang.

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لَا تُوَافِقُوا مِنَ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ.”

(HR. Muslim no. 3014)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Janganlah kalian mendoakan keburukan atas diri kalian, anak-anak kalian, dan harta kalian, jangan sampai bertepatan dengan waktu di mana Allah mengabulkan doa, lalu doa kalian dikabulkan.”

Contoh mendoakan keburukan kepada orang, ketika seorang memiliki saingan bisnis atau usaha. Biasanya mendoakan lawan bisnis agar bangkrut.

Padahal ketika ia mendoakan keburukan seorang maka malaikat akan mengaminkan doa tersebut untuk dirinya juga.

Ada sebuah kejadian unik di arab Saudi, seorang pemilik mall, yang mana posisi mall tersebut strategis dan laris, berjalan bertahun-tahun. Sampai pada suatu hari dibangun mall baru diseberang jalan dengan barang dagangan yang sama.

Manager mall yang mengetahui hal tersebut berkata kepada pemilik mall, bagaimana ini ada pesaing baru, mall kita bisa sepi ini.

Pemilik mall pun berkata, kamu ini seperti tidak memiliki Allah saja, rezeki kita ini sudah diatur.

Lalu apa yang harus kita lakukan?, Pemilik mall berkata, kamu datang ke mall tersebut, temui manajer atau pemilik nya, berikan salam saya, kemudian tanyakan apa yang bisa kita bantu.

Subhanallah inilah contoh bagaimana seorang muslim bersikap terhadap saingan bisnis nya. Tidak menjelekkan apalagi mendoakan keburukan.

Seorang muslim itu bukan yang secara kuantitas omongannya buruk atau yang kualitas omongan nya buruk.

wallahu alam

catatan kajian ustadz Abdullah Zaen dengan tema mukmin itu menjaga lisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *