Pondasi Dalam Mendidik

Setiap orang punya tanggung jawab dalam mendidik, walaupun tingkat dan jangkauan tanggung jawabnya berbeda-beda, ada seorang guru yang mendidik siswa di sekolah, ada orang tua yang mendidik buah hatinya, ada seorang kakek yang mendidik cucunya, atau yang lainnya. Bagi orang yang punya tanggung jawab yang mulia ini, perlu mempondasi dirinya dengan pondasi yang kokoh, sehingga proses pendidikan yang dilalui memberikan dampak yang signifikan, walaupun tentunya taufiq ada di tangan Allah ta’ala.

Berikut ini pondasi dalam mendidik anak yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik:

Pondasi Kognitif (Pengetahuan)

Pondasi kognitif adalah pondasi yang sangat fundamental, bagaimana tidak, seorang yang mendidik namun tidak memiliki pengetahuan atau ilmu, maka apa yang akan dia didik dan ajarkan, apa pula yang akan dia batasi dan larang berupa hal-hal yang diharamkan oleh Allah ta’ala kepada anak didiknya jika dia kurang berilmu. Bisa saja seseorang akan mendidik dan mengajarkan sesuatu yang dia yakini kebenarannya, namun karena kurang pengetahuan akan hal tersebut sesuatu yang diyakininya tersebut adalah sebuah kesalahan. Pondasi ini bisa kita bagi menjadi 2:

  1. Ilmu

Allah ta’ala berfirman: “Katakanlah: Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?”

QS. Az-Zumar:9

Tentunya orang yang berilmu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu, begitu juga dalam hal ini, seorang pendidik yang berilmu akan berberbeda dengan orang yang tidak berilmu, baik dari konten, cara maupun gaya pendidikannya.

2. Keimanan

Keimanan ini menjadi sangat penting dalam pendidikan, karena bisa saja pendidik mendidik anak didiknya menjadi seorang yang sukses, namun kesuksesan tersebut sifatnya fana, karena hanya berkaitan dengan dunia. Berbeda dengan pendidik yang memiliki keimanan maka dia akan menjadikan gol utamanya adalah akhirat, tidak hanya sebatas dunia yang fana ini. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang yang beriman dan beramal shalih memperoleh surga Firdaus sebagai tempat tinggal”

QS. Al-Kahfi: 107

Pondasi Amal

Pondasi ini memiliki urgensi yang tinggi bagi pendidik, supaya jangan sampai seorang mendidik orang lain, namun lupa untuk mendidik dirinya sendiri, sebagaimana diibaratkan dengan sebuah lilin yang menerangi orang lain, namun dengan cara membinasakan dirinya, ingin memberikan manfaat untuk orang lain, tapi dirinya disia-siakan. Allah ‘azza wajalla berfirman: “Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” QS. Ash-Shaff: 3.

Pondasi ini memiliki 3 bagian:

Ibadah

Seorang pendidik patutlah unggul dalam ibadahnya, jangan sampai kurang semangat dalam ibadah sunnah, atau parahnya masih meninggalkan perkara wajib. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kepada Mu’adz agar tidak lepas dari do’a berikut: “Ya Allah, tolonglah aku agar aku selalu mengingat, bersyukur, serta beribadah dengan benar.” HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani.

Mempraktekkan ilmu

Ilmu bila tidak diamalkan bagai pohon tanpa buah, sehingga tidak dikatakan seorang berilmu sampai dia mengamalkannya. Seorang pendidik yang tidak mengaplikasikan ilmunya, menyebabkan kesan pendidikannya berkurang di mata anak didik. Bisa saja anak didik berkata: Orang tua saya saja, masih melakukan ini dan itu, mengapa saya harus dibebankan dengan hal ini?.Dan Allah ta’ala dalam banyak ayat berfirman dianatara dalam surat Al-Ahqaf: “Sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” QS. Al-Ahqaf: 14

Berakhlak yang mulia

Karakter berakhlak mulia menjadi hal yang tidak terpisahkan pada diri pendidik, bukankah telandan kita dalam medidik yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki akhlak yang mulia, sampai-sampai ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Akhlak Rasulullah adalah akhlak Al-Qur’an”. (HR. Muslim.)

Dan konten akhlak menjadi salah satu konten utama yang didakwahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak” HR. Ahmad dan dishahihkan Al-Albani

Sumber: As-Ilah Al-Athfal Al-Imaniyyah karya Abdullah bin Hamd Ar-Rakaf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *