Syarah Riyadhush Sholihin

🎙 Kajian Malam Sabtu, Ustadz Fuad Mubarak, Lc.

📚 Syarah Riyadhush Sholihin

📖 Bab : Memikirkan tentang Keagungan Ciptaan Allah, Fananya Dunia, Kesulitan-kesulitan Di Akhirat, Pengendalian Dan Pendidikan Jiwa, Serta Membimbingnya untuk Istiqamah

Allah ﷻ berfirman :
۞قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَىٰ وَفُرَادَىٰ ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا۞
“..Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu mengadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu fikirkan (tentang Muhammad)..”
(QS. Saba’: 46)

Tafakkur adalah berkonsentrasi untuk berfikir dan merenungkan suatu masalah hingga menghasilkan suatu kesimpulan atau hikmah darinya..
Allah telah memerintahkan kepada hamba-Nya dan memotivasi mereka untuk bertafakkur terhadap kitab-Nya, supaya dapat mencapai tujuan luhur, keimanan dan keyakinan..

Misalnya dalam ibadah shalat.. apa hasil atau manfaat shalat yang kita laksanakan..?

Allah ﷻ berfirman :
“..Dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar..” (QS. Al-‘Ankabût: 45)

Maka, hendaklah kita berfikir, apakah jika kita melaksanakan ibadah shalat telah menambah kekuatan dan semangat kita dalam melakukan amal shalih, ataukah tidak..?

Jika tidak..?
Maka harus segera kita pikirkan.. karena pasti ada yang salah dengan niat kita dalam beramal..

Begitu pula amal-amal ibadah lainnya.. harus kita fikirkan.. baik puasa kita.. bacaan Al-Qur’an kita.. dan yang lainnya..

Allah ﷻ berfirman :
۞إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ۞الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ۞
“..Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari adzab neraka..” (QS. Âli ‘Imrân: 190-191)

Kata “Albab” bentuk jamak dari Lubbun yaitu akal, Ulul Albab berarti yang memiliki akal.. Demikian itu kerana akal adalah merupakan inti manusia. Tanpa akal manusia hanya seperti kulit tanpa isi, isi yang pokok pada manusia adalah akalnya. Oleh kerana itu akal disebut intisari. Maka manusia yang tidak memiliki akal ia hanyalah kulit..

Namun apa itu yang dimaksud dengan akal..? Apakah yang dimaksud dengan akal adalah kecerdasan..?

Jawabnya..: tentu saja bukan..!! kecerdasan itu berbeda dengan akal. Terkadang seseorang yang cerdas tapi gila dalam tingkah lakunya. Maka akal adalah sesuatu yang mencegah seseorang dari tingkah laku jelek walaupun ia bukan yang cerdas. Jika seseorang dikarunia Allah akal dan kecerdasan maka sempurnalah nikmat atasnya. Terkadang ada orang yang cerdas tapi tidak berakal dan begitu pula sebaliknya..

Semua orang kafir walaupun mereka cerdas, namun mereka bukanlah orang yang berakal.. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
“..Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti..” (QS. Al-Anfâl: 22)

Ulul Albab adalah orang-orang yang berakal yang berfikir tentang penciptaan langit dan bumi, melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan merenunginya, serta menjadikannya bukti yang mengokohkan tanda-tanda kekuasaan Allah. Mereka inilah orang-orang yang memiliki akal dan mereka inilah Ulu Albab, maka hendaklah kita terus berusaha memikirkan alam semesta disertai dengan tadabbur. Hanya Allah-lah yang memberi taufik..

Dalam ayat tersebut terkandung agar kita senantiasa berdzikir.. baik dzikir yang mutlak ( dzikir yang tidak dibatasi jumlah waktu dan tempat ) maupun dzikir muqayyad ( dibatasi dengan jumlah waktu dann tempat )

Allah ﷻ berfirman:
۞أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ۞وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ۞وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ۞وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ۞فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ۞
“..Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana di tegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan? Maka berilah peringatan, kerana sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan..” (QS. Al-Ghâsyiyah: 88: 17- 21)

Allah ﷻ berfirman:
۞أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا۞
“..Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, sehingga mereka dapat memperhatikan..” (QS. Muhammad: 47: 10)

Ini merupakan perintah dari Allah agar kita berfikir terhadap ciptaan Allah
Misalnya ketika kita berwisata jangan hanya sekedar bersenang-senang saja, namun hendaknya memikirkan tentang penciptaan Allah agar kita semakin beriman kepada Allah

Masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang bab ini. Sedangkan di antara hadits yang menjelaskan tentang masalah ini adalah hadits berikut :

الكيًس من دان نفسه
“..Orang yang cerdas adalah orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya..”
[HR. At-Tirmidzi no. 2469, dinilai Dhaif oleh Syaikh Al-Albani dalam Dhaif Jami Ash-Shagir no. 4305]

والله أعلم بالصواب

Demikian yang bisa kami catat, semoga yang sedikit ini bermanfa’at, semoga diberikan kemudahan untuk bisa istiqamah di atas Agama Allah subahanahu wata’ala dan diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah..

بارك الله فيكم

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *