Memanjakan anak berbeda dengan mencintai anak. Karena mencintai anak merupakan fitrah orang tua kepada anaknya.
Ketika orang tua sedang mencintai anak maka ia sedang menjalankan syariat yang mana orang tua akan mendapatkan pahala, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh abu Hurairah, “Rasulullah sedang duduk bersama sahabat nya, di pangkuan Nabi ada cucunya yang bernama Al Hasan. Kemudian Rasulullah mencium Hasan (ciuman kasih sayang) dan disebelah nabi ada sahabat yang bernama Al aqra’, dan beliau berkomentar, saya punya sepuluh anak, tidak pernah satupun anak saya yang saya cium. Rasulullah berkata barang siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi “.
Mencintai anak diperintahkan dalam agama kita. Tetapi cinta kita kepada anak tidak boleh berlebihan. Contoh cinta berlebihan kepada anak adalah memanjakan anak.
Kenapa kita tidak boleh memanjakan anak?. Karena memanjakan anak mengakibatkan munculnya dampak buruk pada anak, misal:
- Tidak mandiri, Anak yang terlalu dimanjakan maka anak sulit menjadi pribadi mandiri.
- Gampang menyerah, Setiap anak memiliki masalah, jika orang tua langsung turun tangan menyelesaikan masalah anak dan tidak membiarkan anak menyelesaikan masalah sendiri baik hal yang kecil sampai yang besar, hal ini akan membuat anak mudah menyerah.
- Anak susah mengembangkan kemampuannya, Banyak orang tua khawatir jika anak mencoba hal yang baru, padahal itu tidak bertentangan dengan ajaran agama. Maka hal ini akan membuat anak susah untuk mengembangkan dirinya.
Ciri orang tua memanjakan anak:
1. Orang tua yang menuruti apapun permintaan anak.
Orang tua yang menuruti apapun permintaan anak beda dengan orang tua yang menuruti permintaan anak. Apapun permintaan anak itu tidak boleh kita turuti, Karena bisa jadi apa yang diminta anak itu tidak baik. Bisa jadi anak meminta sesuatu karena melihat temannya, contohnya meminta HP. Karena sayang itu tidak menuruti apapun permintaan anak, bahkan pada hal yang dapat merusak anak. Orang tua yang bijak, dapat menyeleksi permintaan anak dengan cara, apakah melanggar agama atau tidak, butuh atau tidak, mampu atau tidak.
2. Tidak memberikan tanggung jawab kepada anak.
Memberikan tanggung jawab kepada anak dimulai dari yang mudah dan merupakan kebutuhan anak. Contoh Ketika anak selesai memakai sepatu, maka biasakan anak menaruh sepatu ketempat nya.
Memberikan tanggung jawab kepada anak menjadikan anak:
- Percaya diri
- Memiliki keterampilan
- Mengembangkan potensi anak
- Menjadikan anak mandiri
Jika sudah terlanjur memanjakan anak, hal yang bisa dilakukan Orang tua adalah:
- Ayah dan bunda saling berdiskusi untuk menyamakan persepsi dan mengevaluasi cara mendidik anak yang sudah dilakukan.
- Mengajak bicara anak terkait pola asuh orang tua kepadanya.
- Menjelaskan kekeliruan orang tua dalam pola asuh dan meminta maaf kepada anak.
- mengubah pola asuh sedikit demi sedikit.